FPIK News | Pulau Mansinam memiliki nilai historis, budaya, dan ekologis yang tinggi. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, terumbu karang di sekitar pulau ini mengalami degradasi akibat aktivitas manusia, perubahan iklim, dan tekanan lingkungan lainnya. Upaya rehabilitasi diperlukan untuk memulihkan ekosistem ini sebagai habitat penting bagi keanekaragaman hayati laut serta mendukung keberlanjutan perikanan dan ekowisata. Tujuan pelaksanaan Rehabilitasi Terumbu Karang adalah melakukan rehabilitasi terumbu karang di wilayah terdampak di sekitar Pulau Mansinam dan meningkatkan kapasitas masyarakat lokal terutama mahasiswa FPIK dan Anggota Ketapang Diving Community (KDC) dalam pelestarian dan pemulihan ekosistem laut.
Kegiatan rehabilitasi ini dilaksanakan pada tanggal 26 April dan bertempat diperairan sekitar Pulau Mansinam, Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Kegiatan awal dilakukan dengan pemberian teori dalam mata kuliah Rehabilitasi Habitat Perairan tentang berbagai metode transplantasi karang yang digunakan dalam rehabilitasi dan restorasi terumbu karang yang rusak. Selanjutnya peserta diberikan pelatihan selam untuk tingkat “open water” bekerjasama dengan Koordinator KDC Manokwari. Struktur besi berbentuk laba-laba dan bentuk piramida yang ringan dan mudah dipasang yang digunakan untuk transplantasi karang secara langsung.
Penyiapan Media Transplantasi
Tahap pertama dalam kegiatan transplantasi karang adalah penyiapan media transplantasi yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan optimal karang. Media yang digunakan berbentuk spider, yaitu struktur rangka besi berbentuk jaring laba-laba yang memiliki banyak titik untuk penempelan fragmen karang yang disiapkan sebanyak 6 unit. Selain itu, disiapkan pula struktur yang berbentuk piramida sebanyak 1 unit. Besi beton ukuran 10 mm dipilih karena kekuatannya, kemudian dipotong, dibentuk, dan dirakit dengan metode pengelasan. Setelah struktur terbentuk, media spider dilapisi dengan semen untuk mencegah korosi akibat paparan air laut. Setelah selesai proses pengecatan, media spider dikeringkan sempurna sebelum dibawa ke lokasi transplantasi. Pemindahan media dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan struktur akibat benturan. Persiapan ini menjadi sangat penting karena keberhasilan transplantasi sangat bergantung pada kualitas dan ketahanan media sebagai substrat awal bagi pertumbuhan koloni karang baru.
Penyediaan Bibit Karang
Bibit karang yang digunakan dalam transplantasi diperoleh dengan cara fragmentasi, yaitu memotong bagian kecil dari koloni induk yang sehat. Pemilihan indukan dilakukan melalui survei lapangan dengan memperhatikan beberapa kriteria, seperti warna cerah, bentuk polip yang utuh, tidak terdapat tanda-tanda penyakit, serta berasal dari spesies lokal yang sudah adaptif terhadap kondisi lingkungan setempat.
Peletakkan Bibit pada Media Transplantasi
Pada tahap ini, fragmen karang yang sudah disiapkan mulai dipasang pada media transplantasi. Setiap fragmen diikat dengan kabel ties atau kawat plastik kecil ke titik-titik tertentu pada struktur spider, dengan posisi yang telah direncanakan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan sirkulasi air di sekitar fragmen. Ikatan dilakukan dengan cukup kuat untuk menahan fragmen tetap di tempat, namun tetap memperhatikan agar tidak terlalu kencang sehingga bisa merusak jaringan karang. Penataan fragmen karang juga mempertimbangkan jarak antar bibit untuk menghindari kompetisi ruang saat karang tumbuh membesar. Fragmen ditempatkan dalam posisi alami, yaitu bagian polip menghadap ke atas, agar bisa memperoleh cahaya matahari dan arus air yang cukup untuk fotosintesis dan asupan nutrisi. Tahapan ini memerlukan ketelitian tinggi, karena kesalahan kecil dalam penempatan dapat berdampak pada pertumbuhan karang dalam jangka panjang.
Penempatan Media Transplantasi
Setelah semua bibit terpasang dengan baik, media dibawa ke lokasi transplantasi di perairan Pulau Mansinam. Penempatan media dilakukan menggunakan metode penyelaman langsung, dengan melibatkan mahasiswa yang didampingi oleh dosen (Dr. Paulus Boli dan Selfanie Talakua, S.Pi., M.Si.) dan Koordinator KDC (Alexander) untuk memastikan setiap spider diletakkan pada posisi yang stabil di dasar laut. Lokasi penempatan telah dipilih berdasarkan survei parameter lingkungan, termasuk kedalaman yang optimal (3–7 meter), substrat dasar yang stabil, intensitas cahaya yang cukup, serta tingkat arus yang tidak terlalu kuat. Media spider diturunkan dengan hati-hati dan dipastikan menempel stabil di substrat alami, seperti pasir kasar atau pecahan karang mati. Penempatan yang tepat sangat menentukan keberhasilan transplantasi, karena bibit karang membutuhkan kondisi lingkungan yang stabil untuk beradaptasi dan mulai membentuk koloni baru.
Kegiatan Selanjutnya
- Kegiatan monitoring akan dilaksanakan setiap 3 bulan untuk melihat perembangan bibit dimedia tanam ini. Kegiatan ini kali ini juga menjadi bagian penelitian skripsi dari seorang mahasiswa peserta.
- Sangat diharapkan pula bahwa kegiatan ini akan dilanjutkan terus setiap semester agar semakin banyak media yang terpasang dan tutupan karang semakin baik.
- Kedepan lokasi transplantasi ini dapat menjadi laboratorium lapangan bagi upaya rehabilitasi terumbu karang baik bagi mahasiswa Unipa maupun pihak terkait lainnya.