Ditulis pada tanggal 26 Februari 2018

 

Tim peneliti Hiu Paus gabungan dari tiga instansi yaitu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Papua, World Wild Foundation (WWF) Site Papua dan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cendrawasih (BBTNTC) melakukan penelitian di sekitar Kampung Sima sampai Kampung Goni, Kabupaten Nabire Provinsi Papua tanggal 13 – 22 Februari 2018 lalu. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model pengelolaan kawasan Hiu Paus yang sesuai di Teluk Cendrawasih dengan melihat dari faktor bioekologi, keragaman genetik, dan sosial budaya masyarakat yang berada di sekitar kawasan kemunculan hiu paus. Model pengelolaan ini diharapkan menjadi jawaban dari permasalahan pengelolaan hiu paus selama ini di Teluk Cendrawasih.

Tim kolaborasi peneliti  terbagi atas tiga tim kecil, yaitu tim ekobiologi, tim genetik, dan tim sosial ekonomi dengan maksud meninjau hubungan hiu paus dengan masing-masing variabel yang diteliti. Tim ekobiologi dikoordinir oleh Prof. Dr. Ir. Roni Bawole, M.Si (FPIK-UNIPA) dengan anggota Suhaemi Manaf (FPIK-UNIPA), Sampari Suruan (FPIK-UNIPA), Alosius Numberi (FPIK-UNIPA) dan Mulyadi (BBTNTC). Tim kedua yaitu tim genetik, dikoordinir oleh Dr. Abdul Hamid Toha (FPIK-UNIPA) dengan anggota Casandra Tania (WWF) Dwi Suprapti (WWF), Verawati Runtuboi (FPIK-UNIPA), Muhammad Dailami (FMIPA-UNIPA), Yusup Jentewo (FPIK-UNIPA), dan Sumaryono (BBTNTC). Terakhir adalah tim sosial ekonomi yang dikoordinir oleh Dr. Paulus Boli (FPIK-UNIPA) dengan anggota Marjan Bato (FPIK-UNIPA), Maulana (FPIK-UNIPA), Calvin Wiyai (BBTNTC), Elfi Tauran (WWF), Feronika Manohas (WWF), dan Kuri Wartanoi (WWF).

Selama 10 hari penelitian ini tim menggunakan kapal KM. Gurano Bintang sebagai tempat tinggal dan mobilisasi dari lokasi satu ke lokasi lainnya karena pengambilan data disesuaikan dengan luasan kawasan kemunculan hiu paus dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mencakup beberapa kampung, yaitu Kampung Sima, Kampung Akudiomi (Kwatisore), Kampung Yaur, Kampung Napan Yaur dan Kampung Goni, yang mana semua kampung tersebut masuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih.

Nantinya hasil dari penelitian ini akan dipublikasi dalam seminar nasional di Kota Nabire, Provinsi Papua dan buku model pengelolaan hiu paus di Teluk Cendrawasih. Harapan dari semua pihak yang terlibat dalam proyek ini adalah data yang dihasilkan dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah terkait, agar hiu paus di kawsan Teluk Cenderawasih dapat terjaga keberadaannya dan masyarakat dapat menerima manfaat dari wisata hiu paus. Keluaran dari penelitian ini juga diharapkan menjadi langkah awal dalam pembentukan Whale Shark Center di wilayah tersebut sebagai pusat penelitian dan pengawasan hiu paus.

 

(Redaksi: Yusup A. Jentewo)